Produsen komponen otomotif mendesak pemerintah menunda pemberlakuan revisi tarif tambahan tarif listrik bagi pengguna industri tegangan menengah (MV) dan tegangan tinggi (HV) yang ditetapkan mulai berlaku 1 Januari 2023. Mereka menyebut revisi ke atas lebih dari 566% menjadi antara 20 sen dan 27,7 sen/kWh dari 3,7 sen/kWh saat ini terlalu mendadak dan dramatis, Bernama laporan.
Berbicara atas nama Proton Vendors Association (PVA), Toyota Suppliers Club (TSC), Honda Malaysia Suppliers Club (HMSC) dan Malaysian Automotive Component Parts Manufacturers Association (MACPMA), presiden Perodua Suppliers Association (P2SA) Helmi Sheikh Mahmood mengatakan dalam pernyataan bahwa kenaikan tersebut akan memiliki “dampak yang mendalam” pada setiap industri, terlepas dari ukurannya.
Dia mengatakan, sementara kelompok produsen komponen otomotif memahami niat pemerintah untuk menghapus subsidi dari pengguna industri MV dan HV sebagai cara untuk mengurangi dampak kenaikan harga batu bara, tarif yang akan segera diterapkan, ditambah dengan kenaikan upah minimum. yang ditimbulkan oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan tahun 1955 (Amandemen 2022) yang baru saja direvisi, akan terbukti sulit bagi perusahaan untuk mengatasi masalah biaya.
Helmi mengatakan bahwa kenaikan tingkat upah minimum sebesar 25% dari RM1.200 menjadi RM1.500, ditambah dengan pengurangan jam kerja mingguan dari 48 jam menjadi 45 jam serta meningkatkan ambang batas mereka yang berhak atas kompensasi lembur. telah meningkatkan biaya overhead secara signifikan.
“Kedua faktor ini akan terlalu berat untuk kami serap dan akibatnya, industri harus membebankan biaya ini kepada pelanggan. Ini akan berdampak buruk pada industri otomotif, karena akan mengakibatkan kenaikan harga kendaraan secara besar-besaran, ”ujarnya.
“Kami juga ingin melayani Malaysia dan kami dengan hormat meminta pemerintah untuk menunda kenaikan tarif listrik dan bekerja sama dengan kami untuk memastikan bahwa setiap perubahan, sehubungan dengan kebijakan, undang-undang, pajak, insentif, tarif, atau inisiatif lainnya, akan sesuai keinginan. berpengaruh,” tambahnya.
Awal bulan ini, Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim mengatakan bahwa kenaikan harga listrik tidak dapat dihindari, menyatakan bahwa akan ada dampak lanjutan pada keuangan pemerintah jika tidak dilakukan apa-apa. Dia mengatakan bahwa sementara rumah tangga dan UKM tidak akan dikenakan kenaikan tarif listrik, perusahaan multinasional dan berorientasi ekspor besar harus membayar lebih untuk listrik mereka.
“Tarif saat ini terlalu rendah untuk mereka, dan subsidi tidak boleh diberikan kepada perusahaan besar yang menghasilkan keuntungan besar,” kata Anwar.