Tesla mendekati kesepakatan awal untuk pendirian pabrik produksinya di Indonesia, Bloomberg telah melaporkan. Pabrik produksi kendaraan ini akan memproduksi hingga satu juta kendaraan per tahun, yang sejalan dengan target volume produksi tahunan pembuat EV untuk semua pabriknya di seluruh dunia, menurut situs berita tersebut.
Diskusi menuju kesepakatan tersebut mencakup rencana untuk beberapa fasilitas di Indonesia untuk berbagai fungsi seperti produksi dan rantai pasokan, Bloomberg mengutip sumbernya mengatakan. Pembicaraan untuk kesepakatan ini sedang berlangsung dan kesepakatan itu masih bisa gagal, tambah sumbernya.
Pembicaraan Indonesia dengan Tesla dipimpin oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, menurut Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia. Jika kesepakatan tercapai, pabrik pembuat EV di Indonesia akan menjadi yang ketiga di luar Amerika Serikat, setelah Shanghai, China dan Berlin-Brandenburg, Jerman.
Pacaran Indonesia-Tesla telah berlangsung bertahun-tahun. Pembicaraan awal tentang ‘investasi potensial’ terungkap pada Oktober 2020, dan presiden Indonesia Joo Widodo menyatakan pada bulan berikutnya bahwa tim tingkat tinggi akan dikirim untuk bertemu dengan eksekutif puncak pembuat EV.
Pada Februari 2021, republik tersebut mengungkapkan telah menerima proposal investasi dari Tesla dengan fokus pada pembuatan baterai EV; Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia, bahan penting dalam baterai EV.
Namun, rencana pabrik baterai di Indonesia itu tidak jadi; keinginan presiden republik adalah agar Tesla memproduksi mobilnya, bukan hanya baterai, di Indonesia. pada April tahun lalu, Indonesia melanjutkan pembicaraan dengan Tesla untuk pembuatan EV dan baterai.